Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam, yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi muda.
Full day school merupakan sebuah terobosan kreatif di bidang pendidikan sangat menarik fenomena ini untuk dikaji aspek kesejarahannya. Dari aspek sejarah inilah diketahui beberapa hal penting yang bisa diambil kesimpulan dan bermanfaat dalam proyeksi masa depan pendidikan. Menurut Hisyam (2009), sejarah munculnya program full day school lahir pada awal 1980-an di Amerika Serikat yang diterapkan untuk sekolah Taman Kanak-Kanak, yang akhirnya melebar ke jenjang sekolah dasar hingga menengah atas. Alasannya, pertama, meningkatnya jumlah orang tua, terutama ibu yang bekerja dan memiliki anak di bawah 6 (enam) tahun. Kedua,meningkatnya jumlah anak-anak usia prasekolah yang ditampung di sekolah-sekolah milik publik/masyarakat umum. Ketiga, meningkatnya pengaruh televisi dan kesibukan (mobilitas) orang tua. Keempat, keinginan untuk memperbaiki nilai akademik agar sukses menghadapi jenjang yang lebih tinggi.
Dengan adanya full day program, semua masalah di atas diharapkan dapat di atasi dengan baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya disebutkan bahwa sebagian pelajar yang mengambil full day program menunjukkan keunggulan akademik lebih baik. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa pelajar yang mengambil program full day memiliki performa lebih baik setiap kali mengikuti pelajaran tanpa efek merugikan yang signifikan, dibanding pelajar yang mengambil half day program (program belajar setengah hari). Half Day Program adalah yang bisa kita sebut sekolah regular yang kebanyakan diterapkan sekolah di Indonesia, dengan waktu belajar mulai pagi hingga siang hari.
Namun, poin kritis Full Day Program terletak pada biaya yang sangat mahal. Hal ini disebabkan sekolah menyesuaikan kebutuhan dan kualitas staf pengajar yang harus stanbay serta penanganan manajemen sekolah untuk terus menjaga rasio keseimbangan jumlah siswa, staf pengajar, dan ruang belajar. Pengeluaran lainnya yang semakin menambah beban biaya sekolah,seperti menyediakan makanan dan transportasi, apabila tidak disediakan tentu kembali lagi akan menambah beban orang tua. Untuk beberapa kasus akan ditambah pengeluaran untuk kebutuhan pemeliharaan gedung sekolah agar tetap nyaman dan tidak membosankan.
Bagaimana dengan sistem half day program? Kebanyakan pendidik di Amerika Serikat lebih menyukai program ini. Karena half day program dapat menyediakan kualitas pendidikan yang tinggi dan dapat mengasah pengalaman sosial peserta didik agar lebih peka dan tajam terhadap lingkungan sekitarnya. Lebih lanjut disebutkan, half day programmemberikan pengalaman yang sistematis dan waktu yang lebih banyak dalam menyelesaikan masalah untuk menghindari stressdibanding dengan full day program.
Menurut Ma’murasmani (2017), keunggulan Full Day School antara lain: optimalisasi pemanfaatan waktu, intensif mengggali dan mengembangkan bakat, menanamkan pentingnya proses, fokus dalam belajar, memaksimalkan potensi, mengembangkan kreativitas, dan anak terkontrol dengan baik. Kelemahan Full Day School, yaitu minimnya sosialisasi dan kebebasan, minimnya kebebasan dan egoisme. Solusi untuk meminimalisasi kelemahan tersebut, yaitu pendidikan inklusi, pendidikan sosial dan pendidikan emosional.
Sebagai salah satu sekolah unggulan, full day school harus berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga mampu mencetak anak didik yang mampu menghadapi dinamika globalisasi dengan berbagai macam tantangan, problem, dan rintangan, baik internal maupu eksternal. Produktiivitas iptek, kolonialisme baru, dehumanisasi, liberalisme, imperialisme, dan hegemonisme menjadi Tuhan baru di era modern ini, mampu semakin materialis oriented, kehilangan jati diri dan fungsi sosialnya yang transformatif. Manusia berubah menjadi serigala yang siap memangsa siapa saja yang menghalangi ketamakan dan egoisme primordialnya. Yang ada adalah hukum rimba, yang kaya semakin kaya, yang berkuasa menindas rakyat, yang besar memangsa yang kecil, dan yang kuat menghabisi yang lemah. Etika, norma, agama dan budaya luhur dicampakkan dalam lorong sejarah. Realitas negatif menjadi tantangan serius lembaga pendidikan yang membawa pesan dan nilai suci yang harus diejawantahkan dalam kehidupan berbangsa yang berlandaskan kemanusiaan, ketuhanan, ketimuran dan kemajemukan idealistik.
Dalam konteks ini, full day schoolmenjadi harapan besar bangsa ini mampu mengemban amanat bangsa dalam mendidik anak didiknya mengawali nilai-nilai suci dan mampu mendinamisasi secara aktif agar nilai suci tersebut menjadi spirit mainstream bangsa yang sedang membangun ini melalui peningkatan kualitas full day school antara lain: sarat nilai religi, melek teknologi modern, penguasaan bahasa asing, pelatihan entrepreneurship, jurnalistik dan oragnisasi. *** Semoga ***.
nice info banget kak
BalasHapusKNIC Industrial Park
full day schoolmenjadi harapan besar bangsa ini mampu mengemban amanat bangsa dalam mendidik anak didiknya mengawali nilai-nilai suci
BalasHapusDengan adanya full day program, semua masalah di atas diharapkan dapat di atasi dengan baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya disebutkan bahwa sebagian pelajar yang mengambil full day program menunjukkan keunggulan akademik lebih baik.
BalasHapusLukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia